Tuesday, 14 January 2020

MASA AWAL PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

sumber : sejarah-indonesia-lengkap.blogspot.com


A. GARIS WAKTU PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA

Masa kependudukan Jepang dimulai pada tahun 1942 (lebih tepatnya 3 bulan dari bulan januari sampai maret 1942) dengan permulaan menyerbu Pearl Harbor sampai tahun 1945 Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan nya sendiri. Berikut ini adalah garis waktu singkat perjuangan awal Jepang merebut Indonesia yang kebanyakan di tahun 1942:

Tanggal 7 Desember 1941  : secara tiba-tiba Jepang menyerbu ke Asia Tenggara dan membom Pearl Harbor, yaitu pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika di Pasifik. Lima jam setelah penyerangan atas Pearl Harbor itu, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachhouwer menyatakan perang terhadap Jepang.
Tanggal 11 Januari 1942     : tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur, dan esok harinya (12 Januari 1942) Komandan Belanda di pulau itu menyerah.
Tanggal 24 Januari 1942     : Balikpapan yang merupakan sumber minyak ke-2 jatuh ke tangan tentara Jepang
Tanggal 29 Januari 1942     : Pontianak berhasil diduduki oleh Jepang
Tanggal 3 Februari 1942     : Samarinda diduduki Jepang
Tanggal 5 Februari 1942     : sesampainya di Kotabangun, tentara Jepang melanjutkan penyerbuannya ke lapangan terbang Samarinda II yang waktu itu masih dikuasai oleh tentara Hindia Belanda (KNIL).
Tanggal 10 Februari 1942   : dengan berhasil direbutnya lapangan terbang itu, maka dengan mudah pula Banjarmasin diduduki oleh tentara Jepang
Tanggal 14 Februari 1942   : diturunkan pasukan paying di Palembang. Dua hari kemudian (16 Februari 1942) Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki.
Dengan jatuhnya Palembang itu sebagai  sumber minyak, maka terbukalah Pulau Jawa bagi tentara Jepang. Di dalam menghadapi ofensif Jepang, pernah dibentuk suatu komando gabungan oleh pihak Serikat, yakni yang disebut ABDACOM (American British Dutch Australian Command) yang markas besarnya ada di Lembang, dekat Bandung dengan panglimanya Jenderal  H. Ter Poorten diangkat sebagai panglima tentara Hindia Belanda (KNIL). Pada akhir Februari 1942 Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborgh telah mengungsi ke Bandung disertai oleh pejabat-pejabat tinggi pemerintah. Pada masa itu Hotel Homman dan Preanger penuh dengan pejabat-pejabat tinggi Hindia Belanda.
Tanggal 1 Maret 1942          : tentara ke-16 Jepang berhasil mendarat di 3 tempat sekaligus yaitu di Teluk Banten, di Eretan Wetan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Tengah).
Tanggal 1 Maret 1942          : Jepang telah mendaratkan satu detasemen yang dipimpin oleh Kolonel Toshinori Shoji dengan kekuatan 5000 orang di Eretan, sebelah Barat Cirebon. Pada hari yang sama, Kolonel Shoji telah berhasil menduduki Subang. Momentum itu mereka manfaatkan dengan terus menerobos ke lapangan terbang Kalijati, 40 Km dari Bandung. Setelah pertempuran singkat, pasukan-pasukan Jepang merebut lapangan terbang tersebut.
Tanggal 2 Maret 1942          : tentara Hindia Belanda berusaha merebut Subang kembali, tetapi ternyata mereka tidak berhasil. Serangan balasan kedua atas Subang dicoba pada tanggal 3 Maret 1942 dan sekali lagi, tentara Hindia Belanda berhasil dipukul mundur.
Tanggal 4 Maret 1942          : untuk terakhir kalinya tentara Hindia Belanda mengadakan serangan dalam usaha merebut Kalijati dan mengalami kegagalan.
Tanggal 5 Maret 1942          : ibu kota Batavia (Jakarta) diumumkan sebagai ‘Kota Terbuka’ yang berarti bahwa kota itu tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda. Segera setelah jatuhnya kota Batavia ke tangan mereka, tentara ekspedisi Jepang langsung bergerak ke selatan dan berhasil menduduki Buitenzorg (Bogor).  Pada tanggal yang sama, tentara Jepang bergerak dari Kalijati untuk menyerbu Bandung dari arah utara. Mula-mula digempurnya pertahanan di Ciater, sehingga tentara Hindia Belanda mundur ke Lembang dan menjadikan kota tersebut sebagai pertahanan terakhir. Tetapi tempat ini pun tidak berhasil dipertahankan sehingga pada tanggal 7 Maret 1942 dikuasai oleh tentara Jepang.
Tak lama sesudah berhasil didudukinya posisi tentara KNIL di Lembang, maka pada tanggal 7 Maret 1942, psukan-pasukan Belanda di sekitar Bandung meminta penyerahan lokal dari pihak Belanda ini kepada Jenderal Imamura tetapi tuntutannya adalah penyerahan total daripada semua pasukan Serikat di Jawa (dan bagian Indonesia lainnya). Jika pihak Belanda tidak mengindahkan ultimatum Jepang, maka Kota Bandung akan di bom dari udara Jenderal Imamura pun mengajukan tuntutan lainnya agar Gubernur Jenderal Belanda turut dalam perundingan di Kalijati yang diadakan selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Jika tuntutan ini dilanggar, pemboman atas Kota Bandung dari udara akan segera dilaksanakan. Akhirnya pihak Belanda memenuhi tuntutan Jepang dan keesokan harinya, baik Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer maupun Panglima Tentara Hindia Belanda serta bebrapa pejabat tinggi militer dan seorang penerjemah pergi ke Kalijati. Di sana mereka kemudian berhadapan dengan Letnan Jenderal Imamura yang dating dari Batavia (Jakarta). Hasil pertemuan antara kedua belah pihak adalah kapitulasi tanpa syarat Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Jepang.
Dengan penyerahan tanpa syarat oleh Letnan Jenderal H. Terpoorten, Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda atas nama Angkutan Perang Serikat di Indonesia kepada tentara ekspedisi Jepang di bawah Pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura pada tanggal 8 Maret 1942, berakhirlah peemrintahan Hindia Belanda di Indonesia dan dengan resmi mulailah kekuatan pendudukan Jepang di Indonesia.

B. Faktor Jepang melakukan Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia

Sebelum membahas faktor faktor Jepang menjajah Indonesia, mari kita bahas dulu, apa sih Imperialisme dan Kolonialisme itu sendiri?

1. Imperialisme

Imperialisme merupakan istilah yang berasal dari kata "imperator" yang berarti memerintah. Secara garis besar dapat kita tau bahwa Imperialisme adalah suatu sistem dalam dunia politik yang mempunyai tujuan untuk menguasai negara lain dalam memperoleh kekuasaan atau keuntungan dari negara yang dikuasainya. Imperialisme ini sendiri sudah ada sejak abad ke 19 yang pertama kali dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang merupakan PM Inggris pada waktu itu.

2. Kolonialisme

Kolonialisme sendiri berasal dari bahasa latin "koloni" yang berarti pemukiman. Kalau diartikan menjadi bahasa sehari hari, berarti kolonialisme adalah suatu tindakan negara kuat untuk menjajah dan mengeruk SDA yang ada di negara lain dengan maksud ingin memenuhi kebutuhan negara penjajah tersebut.

Jepang sendiri menjadi negara imperialis karena Jepan telah di embargo dalam aspek minyak bumi oleh negara Amerika Serikat sehingga Jepang mencari negara penghasil minyak. Faktor lainnya adalah adanya restorasi atau perubahan sektor pengembangan utama di Jepang menjadi industri.

Masuk ke topik utama. Kenapa sih Jepang mau menjajah Indonesia?

Faktor utama nya sih Jepang ingin memajukan kesejahteraan bangsa-bangsa di Asia Timur. Sama denga propaganda Jepang di Indonesia, yaitu gerakan 3A :
Jepang Pemimpin Asia
Jepang Cahaya Asia
Jepang Pelindung Asia

Selain itu ada lagi beberapa faktor pendukungnya, yaitu:
1.) Menjadikan Indonesia sebagai pemasok bahan- bahan mentah untuk industri dan mesin perang, Jepang mengincar wilayah yang kaya minyak bumi seperti Tarakan, Balikpapan Kalimantan Timur dan Palembang. 
2.) Menjadikan Indonesia tempat pemasaran hasil industri Jepang karena jumlah penduduk Indonesia sangat banyak. 
3.) Menggalang rakyat Indonesia untuk kepentingan perang menghadapi sekutu. Untuk itu Jepang memberlakukan kerja paksa Romusha dalam rangka membangun kubu-kubu pertahanan dan jaringan kereta api, Jepang juga membina sejumlah penduduk Indonesia dengan keterampilan militer.

sumber :


C. Kehidupan Sosial Budaya Politik Ekonomi di Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang

1. Aspek Sosial

Pada kehidupan sosial ini bangsa Indonesia lebih banyak menderita karena jajahan Jepang. Kenapa menderita? Karena munculnya kerja rodi zaman Jepang yang disebut Romusha dan juga Jugan Ianfu.
Romusha awalnya disambut baik oleh bangsa Indonesia, namun karena kebutuhan perang Jepang yang meningkat drastis maka orang orang Indonesia banyak yang dipaksa Romusha dan tidak diperlakukan secara layak serta tidak mendapat upah, akibatnya banyak pekerja yang meninggal dunia. Jugan Ianfu juga ialah tenaga kerja perempuan yang dipaksa untuk memuaskan hawa nafsu para tentara Jepang, sekitar 200.000 wanita dipekerjakan sebagai PSK dizaman tersebut. Akibatnya juga banyak perempuan yang tewas mengenaskan karena menerima lampiasan nafsu dari para tentara.

2. Aspek Budaya

Jepang mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Pusat kebudayaan) pada tanggal 1 April 1943 di Jakarta dengan tujuan untuk menampung dan mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia. Namun meski begitu, kegiatan kebudayaan Indonesia bahkan kegiatan media massa atau pers pada zaman itu dibatasi dan diawasi ketat oleh pihak Jepang. 
Selain itu juga pada masa pemerintahan Jepang terdapat tradisi menyembah kepada matahari terbit dengan cara menunduk dalam-dalam atau Seikerei. Orang Jepang pun percaya bahwa Kaisar berhak mendapat kehormatan tertinggi karena dianggap sebagai keturunan dewa matahari.
Namun tentu saja orang Indonesia waktu itu menolak karena bangsa kita hanya menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Jadilah penangkapan beberapa ulama yang tidak mau melakukan seikerai kepada matahari seperti yang telah di film kan lewat film berjudul "Sang Kiyai"

3. Aspek Politik

Pada masa pendudukan Jepang, pemerintah Jepang selalu mengajak bekerja sama golongan-golongan nasionalis. Hal ini jelas berbeda dibandingkan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Saat itu golongan nasionalis selalu dicurigai. Golongan nasionalis mau bekerja sama dengan pemerintahan Jepang karena Jepang banyak membebaskan pemimpin nasional Indonesia dari penjara, seperti Soekarno, Hatta, dan juga Sjahrir.
Kenapa Jepang mengajak kerja sama golongan nasionalis Indonesia? Karena Jepang menganggap bahwa golongan nasionalis ini memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat Indonesia. Saat itu, Wakil Kepala Staf Tentara Keenam Belas, Jenderal Harada Yosyikazu, bertemu dengan Hatta untuk menyatakan bahwa Jepang tidak ingin menjajah Indonesia, melainkan ingin membebaskan bangsa Asia. Karena itulah Hatta mererima ajakan kerja sama Jepang. Akan tetapi, Sjahrir dan dr. Tjipto Mangunkusumo tidak mererima tawaran kerja sama Jepang.
Namun, kemudian Jepang mengeluarkan undang-undang yang terkait pada bidang politik yang justru banyak merugikan bangsa Indonesia. Beberapa di antaranya:
  1. Undang-undang no 2 tanggal 8 Maret 1942 ttg larangan orang Indonesia untuk berserikat dan berkumpul
  2. Undang-undang no 3 tanggal 10 Mei 1942 ttg larangan orang Indonesia untuk memperbincangkan pergerakan atau propaganda perihal peraturan dan susunan negara.
Undang-undang tanggal 22 Juli tahun 1942 ttg larangan pendirian organisasi yang bersifat politik

4. Aspek Ekonomi

Sewaktu Indonesia masih di bawah penjajahan Jepang, sistem ekonomi yang diterapkan adalah sistem ekonomi perang. Saat itu Jepang merasa penting untuk menguasai sumber-sumber bahan mentah dari berbagai wilayah Indonesia. Tujuan Jepang melakukan itu yaitu untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya. 
Selain itu juga Jepang mendirikan koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.Diperkenalkannya sistem baru bagi pertanian yaitu line system. Sistem ini akan memberikan pengaturan bercocok tanam yang efisien sehingga akan meningkatkan produksi pangan.

sumber :
https://blog.ruangguru.com/kehidupan-bangsa-indonesia-masa-pendudukan-jepang



Nama kelompok:
Salivian Kumara (32)
Stefanus Cahyadi (34)

MASA AWAL PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

sumber : sejarah-indonesia-lengkap.blogspot.com A. GARIS WAKTU PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA Masa kependudukan Jepang dimulai ...